Kisah Mualaf Oliv, Mantab Meski Ditentang dan Ditampar Ibu

Share This Post

Setiap mualaf punya kisah masing-masing yang bis akita petik hikmahnya. Termasuk dari kisah mualafnya Olivia Deborah Gultom (23 tahun) atau akrab disapa Oliv, gadis Batak kelahiran dan besar di Bandung. Ia membagikan perjalanannya mendapat hidayah Islam yang penuh dengan rintangan. Dikutip dari kanal YouTube Rukun Indonesia, Oliv menceritakan resmi menjadi mualaf pada 3 Desember 2022. Saat itu usianya 21 tahun.

Alasan yang membuat tertarik dengan agama Islam dimulai saat paman dari Oliv memasukkan dia ke salah satu sekolah Islam yang ada di Bandung. Padahal, pamannya itu adalah seorang pendeta. Alasan mendasarnya adalah pada jurusan yang disediakan, sedangkan di sekolah-sekolah lain masih jarang tersedia, yakni analis kesehatan.

Ketika di sekolah, Oliv mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan seperti mengaji dan khatam Alquran. Hingga suatu hari kepala sekolahnya mengatakan memiliki keyakinan Oliv akan memeluk Islam. “Saya yakin, dia ngomong ke saya, kalo kamu Oliv akan mualaf,” ungkapnya dalam sebuah perbincangan podcast youtube.

Selama belajar di sekolah Islam tersebut, Oliv mulai nyaman dengan atribut seragam yang tertutup dan menggunakan kerudung dalam aktivitas sehari-hari. Dia menemukan kenyamanan dalam balutan hijab yang digunakan. Tidak lama rasa penasaran Oliv mencuat setelah menonton video ceramah Dr Zakir Naik yang menjawab banyak pertanyaan dari orang-orang non-Muslim.

Ditampar Ibu

Setelah itu, Oliv mulai merasa nilai-nilai ketuhanan dalam agama Islam lebih masuk akal. Ini membuatnya yakin untuk menjadi mualaf. “Selama aku di agama sebelumnya memang banyak banyak pertanyaan yang takut aku tanyakan kepada orang yang lebih paham, dan membuat aku terombang-ambing di agama tersebut. Jadi aku enggak pernah bertanya dan memilih diam,” bebernya.

Setelah sekira sebulan mempelajari Islam, keluarga mulai merasakan ada yang berbeda dengan dirinya. Sampai pada akhirnya Oliv menyampaikan tentang keraguannya dengan agama yang dianut saat itu. Namun, orangtuanya menanggapi dengan kurang baik.

Setelah menguatkan hati dan niat, Oliv mencari tahu tempat untuk bisa bersyahadat. Perhatiannya tertuju pada Masjid Lautze 2 Bandung. Salah satu Masjid para berkumpulknya para muallaf di Bandung untuk belajar tentang Islam. “Alhamdulillah sampai saat ini diusahakan konsisten untuk belajar di Masjid Lautze 2,” ungkapnya.

Sepulang dari masjid dan memeluk agama Islam, Oliv memutuskan mememberitahunya kepada keluarga besar. “Mah, Opung.. saya jadinya memilih Islam,” akunya pada keluarga.

Keluarga merespons dengan menentang hal tersebut. Orangtuanya sampai melontarkan kata-kata kasar saat mendengarnya. Bahkan setelah pindah rumah, ibunda Oliv makin bersikap kasar hingga memukuli dengan tangkai sapu di pinggang sampai patah dan benda-benda lainnya. Tidak jarang makian dan tamparan juga diberikan. Pernah juga ketika shalat, muka disiram pakai kuah bakso. Namun lambat laun, hati orangtua Oliv mulai luluh dan menerima keputusan anaknya memeluk Islam. Meskipun, belum sepenuhnya dan masih berharap bahwa Oliv kembali ke agama lamanya.

More To Explore

Bersama Koinmu,
Darul Hisan Hadir untuk Ummat