Lama menjadi seorang penginjil yang mengkristenkan orang Filipina Kleopas Daclan (69 tahun) kemudian menduduki jabatan tertinggi gereja Ortodoks Filipina, yakni uskup dan telah melayani gereja selama 21 tahun. Dia juga merupakan seorang pakar Alkitab dan mempelajarinya dalam berbagai bahasa, mulai dari bahasa Yunani, Ibrani dan Aram.
Meski begitu, pada tahun 2018 di usianya yang ke 64 tahun, Kleopas Daclan meninggalkan agama Kristen dan masuk Islam. Dia pun mengganti namanya menjadi Musa Ibrahim.
Berawal dari Kontradiksi Alkitab
Kisahnya dimulai ketika ia menjadi seorang pendeta di Gereja Ortodoks. Suatu hari ia membaca tentang Islam dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an. Dia sangat menyukai monoteisme murni dalam Islam, karena doktrin Trinitas sangat sulit dalam agama Kristen dan sulit dipahami oleh siapa pun, jadi dia terus membaca tentang Islam dan dia menemukan bahwa sulit untuk memikirkan agama lain.
Sekali lagi, ia mulai mempelajari Alkitab dalam bahasa Yunani, Ibrani, dan Aram, namun ia terkejut ketika menemukan banyak sekali kesalahan dan kontradiksi dalam Alkitab. Semakin dalam ia membaca, semakin banyak kontradiksi yang tampak baginya.
Dia memulai studi perbandingan terhadap berbagai terjemahan Alkitab untuk mengetahui bahwa kontradiksi-kontradiksi tersebut semakin meningkat.
Meyakini Al-Quran adalah Firman Tuhan
Setiap kali ia membaca Al-Qur’an, ia merasa dalam hatinya bahwa Al-Qur’an mengandung seluruh kebenaran dan jelas bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah. Hal yang paling disukai dari Al-Qur’an selain menegaskan ketauhidan Allah ta’ala adalah bahwa Al-Qur’an terpelihara dalam bahasa Arab, bahasa yang digunakan untuk menurunkannya.
Adapun kitab-kitab suci Kristen tidak terpelihara dalam bahasa aslinya, dan semuanya mengandung kesalahan dan kontradiksi.
Meski Jadi Uskup, Hatinya Kosong
Namun, ia merasakan kesulitan meninggalkan agama Kristen untuk memeluk Islam, dan ia terus belajar dan melayani di gereja hingga menjadi uskup, yang merupakan tingkat tertinggi dari imamat di gereja, namun ia merasakan kekosongan di dalam hatinya yang hanya dapat diisi oleh al-Quran, sehingga ia meninggalkan agama Kristen dan memeluk Islam, dan ia berkata;
“Saya menjadi seorang uskup. Tuhan Yang Maha Kuasa memberi saya kekuatan untuk mengatakan kepada mereka bahwa saya mengundurkan diri (dari gereja), maka saya tunduk pada kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa, meskipun itu membuat saya kehilangan posisi tinggi saya di gereja dan kehilangan semua gelar yang telah saya dapatkan dalam hidup saya.”
Pada Akhirnya Memilih Islam
Daclan kemudian memilih menjadi seorang diakonia, kemudian dia menjadi seorang Biarawan (imam). Dia mempelajari Alkitab di Yunani selama beberapa tahun, di mana dia menjadi seorang ahli Alkitab dan akhirnya memilih Islam dan menjadi seorang Muslim.
Dia berkata, “Saya banyak menangis ketika saya masuk Islam, karena Islam adalah kebenaran dan kebenaran itu mungkin menyakitkan bagi kita, tetapi itu tetaplah sebuah fakta dan melaluinya kita masuk surga, kehidupan yang kekal, jadi di tahun-tahun terakhir kehidupan saya, saya akan mengundang orang-orang untuk masuk Islam,” harapnya.