Dari Gerobak Bakso ke Pembangunan Desa
Kisah inspiratif datang dari Fery Suwadi, pria kelahiran 19 September 1972, yang akrab disapa Sam Fery. Lahir dan besar di Dusun Segelen, Desa Balisari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Sam Fery dikenal sebagai pengusaha sukses pemilik Bakso Gunung di Batam. Namun, yang membuatnya viral di media sosial bukan hanya soal bisnis, melainkan kepeduliannya terhadap kampung halaman.
Berawal dari usaha sederhana sebagai pedagang bakso keliling, kini Sam Fery sukses secara ekonomi dan tidak lupa akar tempat ia berasal. Dengan dana pribadi, ia membangun infrastruktur desa yang selama ini terbengkalai.
Bangun Masjid, Lapangan, TPQ, dan Jalan Desa
Secara bertahap, Sam Fery telah mewujudkan berbagai fasilitas umum untuk warga desanya, antara lain:
- Masjid Al-Ikhlas
- Lapangan sepak bola
- Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
- Jalan desa sepanjang 5 kilometer dengan lebar 6 meter
Pembangunan jalan desa tersebut menelan biaya pribadi hingga 10 miliar rupiah, tanpa menggunakan dana dari pemerintah.
“Saya lahir di sana, jadi merasa terpanggil untuk membangun daerah asal saya,” ungkap Fery saat diwawancara.
Jalan Rusak Sejak 2016, Kini Diperbaiki Lewat Gotong Royong
Melihat kondisi jalan yang sudah rusak parah sejak tahun 2016, Sam Fery merasa tergerak untuk bertindak. Bersama warga, ia memulai pembangunan jalan sepanjang 5 km yang ditargetkan rampung secara bertahap. Hingga kini, sekitar 1,5 km sudah selesai dibangun melalui lima tahap pengerjaan.
Menariknya, sebagian besar proses pengerjaan dilakukan secara gotong royong, mulai dari tenaga kerja hingga konsumsi untuk para pekerja.
“Yang saya bayar hanya kepala tukang. Selebihnya warga gotong royong, termasuk urusan konsumsi,” ujar Fery merendah.
Warga Rela Sumbang Tanah Demi Pelebaran Jalan
Ketika pembangunan jalan mulai dibicarakan, Fery mengajukan satu syarat: lebar jalan harus merata, 10 meter, yang mencakup:
- 6 meter badan jalan
- 2 meter taman kiri
- 2 meter taman kanan
Warga pun menyambut positif gagasan ini. Bahkan, banyak warga rela memberikan sebagian tanahnya agar proyek jalan bisa berjalan sesuai rencana.
Tidak Menyalahkan Pemerintah
Sam Fery menyadari bahwa anggaran desa terbatas dan tidak bisa menjangkau semua dusun sekaligus. Ia menghargai upaya pemerintah setempat, namun menurutnya solusi nyata juga bisa datang dari inisiatif warga.
“Kalau Dana Desa 1 miliar dibagi ke 7 dusun, ya hanya bisa untuk beberapa meter saja,” ujarnya.
Sukses di Batam, Tetap Rendah Hati
Perjalanan Fery menuju kesuksesan dimulai tahun 1992 saat merantau ke Batam. Bermodal keahlian membuat bakso, ia berjualan menggunakan gerobak keliling. Seiring waktu, usahanya berkembang dan pada tahun 2009 ia membuka outlet pertama Bakso Gunung di kawasan Jodoh, Batam.
Kini, bisnisnya memiliki:
- 8 outlet Bakso Gunung di Batam
- Lebih dari 120 karyawan
- Ratusan pelanggan setiap hari
Meski telah sukses, ia tetap hidup sederhana dan mengabdikan sebagian hartanya untuk pembangunan kampung halaman.
“Bekerja ikhlas, berbuat untuk masyarakat juga dengan niat ikhlas. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan umur panjang,” pungkasnya.
Kesimpulan: Inspirasi dari Pengusaha yang Tidak Lupa Asal-Usul
Kisah Fery Suwadi, bos Bakso Gunung, menjadi bukti bahwa kesuksesan tidak melupakan akar. Dengan dana pribadi, ia membangun infrastruktur yang membawa manfaat besar bagi masyarakat desa. Aksi sosialnya adalah bentuk nyata dari kepedulian, rasa syukur, dan pengabdian pada tanah kelahiran.