Istri Berhias Ketika Mau Keluar

Share This Post

Banyak istri yang berdandan berjam-jam sebelum keluar rumah. Namun ketika bertemu suami, penampilan pas-pasan dan bau badan.

Jamilah sudah berada di depan cermin kamarnya setengah jam yang lalu. Dia belum selesai berdandan karena ingin menghadiri acara kondangan pernikahan anak tetangganya. Suaminya yang sudah siap berangkat jadi menunggunya sambil menonton televisi.

Suaminya tahu Jamilah tidak pernah berdandan. Ketika di rumah, sehari-harinya hanyalah berpakaian daster, tidak berhias dan jarang memakai wewangian. Bahkan seringnya Jamilah acuh tak acuh pada penampilannya termasuk ketika dia bau keringat dan kurang menjaga kebersihan. Suaminya sudah mengingatkannya namun prilakunya tidak juga berubah.

Berhias hanya untuk suami

Istri seharusnya berhias dan mempercantik dirinya hanya untuk suami dan bukan mempercantik diri ketika mau keluar rumah saja. Hal itu karena ketika dia bersama suami, maka suami akan memperhatikan istrinya. Perasaan suami pun tergantung dengan sikap istri, dan penampilannya. Jika istri berhias dan menjaga sikapnya di depan suaminya, maka pastilah rasa kasih sayang akan tumbuh di dalam rumah tangga tersebut.

Makanya tak heran jika sebaik-baiknya istri adalah mereka yang apabila dilihat oleh suaminya, suami merasa senang dan nyaman, bahkan istri yang demikian adalah nikmat yang sangat besar setelah ketakwaan kepada Allah. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada perkara yang lebih baik bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang salihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila ia memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah maka ia melakukannya, dan apabila ia pergi maka dengan tulus ia menjaga diri dan hartanya.” (HR. Ibnu Majah)

Menjaga penampilan di hadapan suami pun merupakan sikap dan kebiasaan para shahabiyah. Jabir menceritakan bahwa ketika kaum muslimin selesai dalam suatu peperangan dan akan kembali ke rumah mereka di Madinah untuk menemui keluarga mereka, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Bersabarlah sampai engkau memasuki pada waktu malam, yakni waktu isya, agar wanita-wanita yang kusut dapat bersisir dan wanita-wanita yang ditinggal lama dapat berhias diri.” (Muttafaq Alaihi)

Imam Nawawi menjelaskan hadits ini menunjukkan bahwa seorang istri hendaknya tidak boleh membuat suaminya lari dan abai terhadapnya, atau melihat sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya, sehingga menyebabkan permusuhan diantara keduanya. Lalu hadis ini juga menunjukkan bahwa selama suami ada di rumah, maka istri harus selalu berdandan dan tidak meninggalkan berhias, kecuali jika suaminya tidak ada. (Syarh Sahih Muslim, 7/81)

Menambah ketertarikan suami

Di antara penyebab yang mendatangkan kebahagiaan dalam rumah tangga ialah manakala seorang suami menemui istrinya lalu ia melihat istrinya dalam keadaan cantik dan wangi serta mengenakan pakaian terindah yang dimilikinya. Hal itu akan menjaga suaminya dari memandang dan melirik perempuan lain. Begitupula suami hendaknya menjaga penampilan dan berhias ketika di hadapan istrinya. Karena seorang perempuan sekalipun mereka adalah makhluk emosional, namun mereka pun punya hak yang sama terhadap suaminya supaya berhias dan menjaga penampilannya. Allah berfirman: “..dan para perempuan mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut..” (QS. Al-Baqarah: 228)

Jika suami tertarik dengan istrinya, maka terdoronglah dirinya untuk menggaulinya. Dan dari pergaulan itulah maka muncul rasa ketenangan dan kasih sayang antara keduanya serta menjadi ladang pahala bagi mereka. Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya: “Wahai Rasulullah, apakah jika seorang dari kami mendatangi istri akan mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Tidakkah kalian lihat, sekiranya kelamin itu disalurkan di tempat yang haram, kalian akan mendapatkan dosa? Demikian pula jika kalian tempatkan ia di tempat yang halal maka hal itu akan mendatangkan pahala.” (HR Muslim)

More To Explore

bantuan pondok pesantren

Berawal dari Koin, Berkah untuk Santri di Ngaliyan

Bulan November 2024 kemarin menjadi momen berharga bagi santri di dua pondok pesantren di Ngaliyan, Semarang. Yayasan Islam Amanah Darul Hisan kembali melanjutkan komitmennya untuk

guru

Dilema Guru, Tegur Murid Dikriminalisasi

Pendisiplinan terhadap murid oleh guru di era sekarang ini begitu berbeda dengan masa lalu. Menjadi hal lumrah pada jaman dulu bila dijewer, bahkan dipukul oleh

Bersama Koinmu,
Darul Hisan Hadir untuk Ummat