Menabrak kucing di jalan sering bikin orang ketakutan. Sebab selain harus bertanggung jawab, ada kepercayaan yang menyeramkan.
Beberapa waktu yang lalu saya pernah naik motor dengan kawan saya untuk pergi ke Puncak Bogor untuk mengunjungi salah satu pondok di sana. Di perjalanan kami biasa bergantian menyetir. Jika salah satu merasa lelah maka dia duduk di belakang untuk bergantian dibonceng.
Pada suatu jalan yang cukup ramai, saya kebagian membawa motor. Di kanan kiri kami terdapat cukup banyak kendaraan yang sejalan ke arah Puncak. Di tengah jalan yang cukup ramai tersebut tiba-tiba kucing lari ke tengah jalan dan tiba persis di depan motor kami. Saya yang melihat kucing pun jadi kaget. Sempat terpikir saya menghindari kucing tersebut dengan membanting setir akan tetapi banyak pengendara lain di kanan kiri saya yang bisa-bisa akan menabrak mereka.
Karena pikiran saya tidak mau menabrak orang, maka saya luruskan saja arah motor dan menabrak si kucing tersebut. Saya sempat khawatir dan meminggirkan motor untuk melihat si kucing dan alhamdulillah kucing tersebut tidak cedera dan masih selamat.
Akibat percaya mitos kucing
Kucing yang tiba-tiba menyeberang di jalanan ini amat berbahaya. Hal itu karena ada mitos bahwa siapa yang menabrak kucing akan sial. Di antara kesialan tersebut sebagaimana dikutip oleh laman kapanlagi.com adalah ia akan jatuh sakit, istrinya akan keguguran, hidupnya diganggu arwah si kucing, dan ia akan ditabrak juga seperti ditabraknya kucing.
Karena adanya kepercayaan mitos ini maka banyak kecelakaan dan tabrakan terjadi di jalan salah satu sebabnya karena menghindari kucing yang menyeberang. Dia tidak mau menabrak kucing, tapi membanting setir dan malah menabrak orang yang tidak bersalah di pinggir jalan.
Mitos dan khurafat
Kepercayaan dan mitos di balik menabrak kucing adalah tidak benar dan hanya sebuah khurafat, apalagi jika orang tersebut menabrak tanpa ada niat dan disengaja. Tentu dia tidak menanggung dosa apa pun, namun jika hewan tersebut dimiliki orang lain, maka dia meminta keridaannya, baik dengan mengganti kerugiannya atau meminta keikhlasannya.
Allah ta’ala berfirman: “Tidak ada dosa bagimu untuk perbuatan yang kamu tidak senngaja, tetapi (yang ada dosa) apa yang disengaja oleh hatimu.” (QS. al-Ahzab: 5). Maka tugas mereka yang secara tidak sengaja menabrak kucing hingga mati adalah menguburnya, agar bangkai kucing ini tidak mengganggu orang lain.
Dr. Soleh al-Fauzan pun pernah ditanya tentang hukum menabrak kucing. Lalu beliau menjawab bahwa jika hal itu terjadi karena keadaan yang tidak memungkinkan lalu anda melindasnya tanpa kesengajaan ingin menghabisi nyawanya karena anda tidak bisa menghentikan kendaraan secara menadak maka anda tidak berdosa.
Namun anda berdosa apabila membunuh hewan dengan sengaja untuk membunuhnya tanpa adanya alasan pembenar yang bisa dibenarkan karena hewan itu memiliki kehormatan dan dia tidak menyakiti anda.
Mitos dari Mesir Kuno
Kepercayaan di balik kesialan menabrak kucing konon berasal dari negeri Mesir Kuno. Di negeri tersebut kucing telah menjadi hewan peliharaan manusia. Bahkan pada tahun 4.000 SM, kucing sudah akrab dengan kehidupan orang Mesir. Saat itu kucing dipelihara untuk menjaga bahan pangan dari jarahan tikus.
Orang Mesir sendiri saat itu bahkan ada yang menganggap kucing sebagai jelmaan Dewi Bastet. Sehingga selain dipelihara, kucing juga sangat dijaga dan bahkan diperlakukan selayaknya manusia.
Saat itu siapa pun yang membunuh kucing akan dibunuh. Kucing yang mati pun akan dikuburkan layaknya manusia. Mungkin dari tradisi Mesir Kuno ini kemudian muncul mitos kesialan bagi orang yang menabrak kucing dan cara membuang kesialan tersebut ialah menguburkan kucing yang mati tadi. Wallahu A’lam.