Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menjadikan orang yang berdema menjadi pailit. Bahkan sebaliknya, berkah yang melimpah akan disandang oleh para dermawan. Logika iman mengajarkan, bahwa sedekah berarti investasi kepada Allah yang pasti untung dan mustahil merugi.
Jika seseorang atau badan usaha yang profesional, datang kepada kita dengan cashflow yang menjanjikan keuntungan, ditambah lagi dengan kemungkinan minimnya resiko, lalu menawarkan saham untuk kita, tentulah kita akan bergegas untuk menyambutnya, dan menanamkan modal demi keuntungan yang besar. Meskipun keuntungan itu masih bersifat asumsi maupun prediksi. Masih ada resiko kerugian, atau bahkan kebangkrutan. Baik disebabkan oleh keteledoran dalam mengelola usaha, atau adanya faktor eksternal di luar perhitungan. Anehnya ketika tawaran itu datang dari Dzat yang menjanjikan keuntungan jauh lebih tinggi, Dia juga Maha Menepati janji, dan Mahakuasa membagi rejeki, masih ada orang yang meragukan untuk menyambut tawaran-Nya. Masih berfikir jikalau investasi itu akan berujung pada kerugian dan kemiskinan. Alangkah buruk persangkaan mereka kepada Allah.
Bagaimana mungkin akan merugi, investasi usaha yang dikelola oleh Allah yang Maha Mengatur segala alam semesta. “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.” (QS. al-Hadiid: 11) Adakah yang lebih layak dipercaya selain Allah, yang Mahakaya, dan Maha Berkuasa atas segalanya? Bagaimana mungkin orang yang berakal ragu untuk menitipkan investasinya kepada Allah? Keberkahan sedekah tak hanya mengundang datangnya kemaslahatan yang diharapkan, tapi juga mencegah kemadharatan yang ditakutkan. Sedekah yang kita lakukan seakan menjadi tebusan hingga di kemudian hari kita aman dari suatu bahaya yang mengancam.