Terlahir dari keluarga biasa saja, bahkan termasuk miskin, namun nasib telah mengantarkannya pada kejayaan. Inilah HM Jos Soetomo (79 th), salah satu orang terkaya di Republik Indonesia yang memutuskan menjadi mualaf. Dia merupakan seorang pebisnis yang sangat berpengaruh di tanah air terkhusus di Kalimantan Timur.
Lahir di Kurtai Kartanegara tepatnya pada 4 April 1945 silam, Jos Soetemo merupakan salah seorang pengusaha terkaya di Indonesia. Menurut data Globe Asia pada tahun 2017, Jos Soetomo Tercatat dalam jajaran 150 orang terkaya dan berada di urutan ke-39. Total kekayaan yang dia miliki adalah USD 430 juta dollar atau jika dirupiahkan senilai Rp5,5 triliun setelah tax amensty.
Pundi-pundi hartanya itu didapatkannya dari berbagai macam bidang bisnis. Menelisik lebih jauh, pria yang akrab dipanggil Ayah Jos itu ternyata seorang pengusaha sukses di bidang kayu. Dia merupakan pengusaha kayu di PT Sumber Mas. Diketahui perusahaan itu menjadi induk dari lima perusahaan lainnya yakni PT Kayan River Industries Plywood (KRIP), PT Meranti Sakti Indah Plywood (MSIP), PT Meranti Sakti Indonesia (MSI), PT Dirga Rimba, dan PT Estetika Rimba.
Tak hanya berbisnis di bidang kayu, Jos Soetomo merambah bisnis perhotelan. Dirinya telah memiliki dua hotel bintang lima yakni Gran Senyiur di Balikpapan dan Bumi Senyiur di Samarinda. Jos Soetomo juga membangun beberapa usaha properti di Samarinda dan beberapa daerah di Kaltim.
Pengusaha keturunan Tionghoa tersebut rupanya memutuskan untuk memeluk agama Islam. Usai menjadi mualaf, namanya ditambah Muhammad Jos Soetomo atau Haji Muhammad Jos Soetomo yang lebih akrab disapa Pak Jos. Kemudian ia membangun beberapa Masjid Cheng Ho yang berlokasi di Samarinda, Balikpapan, dan di tempat kelahirannya Kutai Kartanegara.
Meski berlimpah harta kekayaan, namun Jos Soetomo justru tak tamak harta. Dia dikenal sebagai sosok yang religus, ramah nan dermawan, dibuktikan dengan kegiatannya yang kerap berbagi dan menyediakan fasilitas bagi sesama.
Yang luar biasa dari tokoh Pak Jos adalah semangat berbaginya, semangat membangun di bidang pendidikan, keagamaan dan olahraga. Tutur katanya unik, penuh istilah mendalam dan nilai keagamaan. Dia suka bicara dalam bahasa Banjar Samarinda. Kerap menggunakan kata “nyawa,” yang artinya dalam bahasa banjar adalah kamu atau anda. Sering menyebut istilah fastabiqul khairat seperti nama yayasannya, yang dalam bahasa Arab mempunyai arti berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Juga dia sering mengutip firman Allah Swt dalam surat Ibrahim ayat 7 yaitu “La’in syakartum la’azidannakum walain kafartum inna ‘azabi lasyadid.” (Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih)
Itu sebabnya dia punya perhatian sangat luar biasa dalam urusan syiar Islam. Para alim ulama diberinya tempat bermarkas di hotelnya. Dulu ratusan masjid semua dapat bantuan dari Pak Jos untuk merenovasi. Sudah ribuan orang mulai dari kampung halamannya sampai Samarinda dan sekitarnya diberangkatkan ke Tanah Suci atas biaya Pak Jos.