Tidak terasa, bulan Ramadhan yang kita jalani sudah menuju penghujung waktu. Semua dari kita terus selalu berusaha menjadikan Ramadhan ini sebagai Ramadhan terbaik dengan segala bentuk amaliahnya. Semakin semangat pula karena pahala yang Allah berikan pada setiap amalan di bulan ini dilipat gandakan menjadi lebih banyak. Namun apalah dikata, waktu hanya sebulan.
Kita pun tentu merasa sedih dengan perpisahan Ramadhan, akan tetapi perpisahan ini bukan segalanya. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa tetap istiqamah setelah Ramadhan dan tetap beramal sebagaimana amalan kita di bulan Ramadhan sebab ini adalah tanda diterimanya amal kita
Para ulama’ mengatakan, “Sesungguhnya diantara alamat diterimanya kebaikan adalah kebaikan selanjutnya”
Jangan sampai ungkapan kesedihan dan tangisan kita dengan bulan Ramadhan adalah hanya kepura-puraan saja atau sekedar ikut-ikutan saja. Kita buktikan perpisahan dengan Ramadhan membuat kita rindu dan kangen dengan suasana ramadhan dengan tetap melakukan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan serta tidak kita tinggalkan secara total.
Jangan sampai pula kita termasuk orang-orang yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja, setelah berlalu bulam Ramadhan mereka sudah tidak mengenal Allah karena meninggalkan amalan-amalan wajib. Mereka ini adalah sejelek-jelek kaum.
Setelah berpisah dengan Ramadhan, kita berada di pertengahan dengan Ramadhan berikutnya. Semoga bisa menjadi penghapus dosa antara Ramadhan ini dan Ramadhan selanjutnya
Nabi SAW bersabda, “Antara shalat yang lima waktu, antara jum’at yang satu dan jum’at berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim) Semoga kita tetap bisa istiqomah meski Ramadhan telah berlalu. (23