Siapa sih yang tidak mau awet muda? Sepertinya hampir semua orang menginginkan tetap muda dan dibilang muda? Namun keinginan ini kadang jadi obsesi yang menghalalkan beragam cara, termasuk childfree.
Ingin tetap muda dengan cara childfree mendadak viral. Hal itu karena ada seorang youtuber yang menyebutkan bahwa rahasia dirinya awet muda adalah karena childfree.
Karena childfree dia merasa serba nyaman. Tidurnya bisa delapan jam sehari, biaya mengurus anak tidak ada sehingga bisa ditabung dan beli skincare, dia juga tidak stress mengurus anak yang gampang menangis dan rewel dan kemana-mana bisa berduaan terus dengan pasangan. Hal ini membuat dia merekomendasikan childfree sebagai gaya hidup.
Hukum childfree
Syariat islam menganjurkan pernikahan dengan tujuan untuk memperbanyak keturunan dan mewujudkan harapan Nabi SAW agar kaumnya menjadi kaum yang lebih banyak dibandingkan kaum nabi yang lain.
Hal ini juga sejalan dengan fitrah asal manusia yang senang memiliki anak dan keturunan. Allah ta’ala berfirman: “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang.” (QS. an-Nisaa: 14)
Karena itu para nabi alaihimussalam berdoa supaya diberikan keturunan. Nabi Ibrahim berdoa: “Ya Rabbku berilah aku keturunan-keturunan yang shalih.” (QS. ash-Shaffaat: 100). Nabi Zakariya berdoa: “Ya Rabbku janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.” (QS. al-Anbiyaa: 89)
Dan manusia akan tetap demikian selama fitrah mereka bersih, yaitu mengharapkan diberi keturunan yang baik, “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-Furqan: 74)
Maka berdasarkan uraian ini hukum childfree dalam syariat islam bertentangan dan diharamkan karena menyelisihi tujuan berumah tangga. Justru seseorang seharusnya berusaha memperbanyak anak dan mendidiknya dengan baik.
Banyak anak termasuk kemuliaan umat
Ibnu Utsaimin mengatakan: Yang wajib diperhatikan kaum muslimin adalah memperbanyak keturunan mereka semampu mereka berdasarkan perintah yang diarahkan Nabi SAW: ‘Nikahilah perempuan yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya umatku.’ (HR. Nasai).
Ibnu Utsaimin melanjutkan: Sesungguhnya banyaknya keturunan seseorang akan memperbanyak umat, dan banyaknya umat adalah tanda kemuliaan umat tersebut sebagaimana firman Allah ta’ala kepada Bani Israil: “Kemudian Kami berikan kepada giliran untuk mengalahkan mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih banyak.” (QS. al-Israa: 6)
Dalam ayat lain Allah befirman: “Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu.” (QS. al-A’raf: 86). Juga tidak ada seorang pun yang memungkiri bahwa banyaknya umat adalah sebab kemuliaan dan kekuatan umat tersebut, tidak sebagaimana anggapan orang putus asa yang mengatakan banyaknya keturunan akan menyebabkan kefakiran dan kelaparan. Padahal semuanya telah diatur termasuk rezeki setiap manusia. Allah berfirman: “Dan tidaklah satu binatang melata pun di atas bumi kecuali rezekinya telah dijamin Allah ta’ala.” (QS. Huud: 6)
Anak jadi ladang pahala
Anak juga bukan beban sebagaimana anggapan kelompok childfree yang membuat mereka cepat tua atau kesusahan. Tapi justru anak adalah ladang amal dan pahala jika kita mendidiknya dan menuntunnya pada kebaikan.
Nabi SAW bersabda: “Apabila seorang anak Adam meninggal maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang diajarkan, dan anak soleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Nabi SAW juga bersabda: “Sungguh Allah benar-benar mengangkat derajat seorang hamba-Nya yang shaleh di surga. Maka ia pun bertanya: Wahai Rabbku bagaimana ini bisa terjadi? Allah menjawab: “Berkat istighfar anakmu untukmu.” (HR. Ahmad)