Hal yang jauh dari bayangan Aditya Prayoga (31) sebab dulu ia berekonomi minim. Berawal dari hanya 20 porsi makanan per hari, Aditya kini bisa membagikan ribuan porsi makanan setiap hari kepada warga yang membutuhkan. Keterbatasan ekonomi tidak membuat Aditya putus bersedekah. Kini, ia memiliki enam Rumah Makan Gratis yang tersebar di Bogor, Depok, Bekasi, dan Jakarta.
Mulanya, Aditya membuka Rumah Makan Gratis (RMG) di rumah kontrakannya di Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 2 September 2016. Bersama istrinya, ia mengandalkan uang pribadi untuk menyediakan makanan gratis bagi warga sekitar secara prasmanan, dengan kehadiran ratusan orang tiap harinya.
Nekat merantau
Hanya berbekal ijazah SD, Aditya nekat merantau dari Palembang ke Jakarta pada 2016. Tidak ada kerabat, tidak ada teman. Dia tidur di kolong jembatan, stasiun, halte busway, dan masjid.
Selama menjadi anak rantau, ia melanjutkan hidup dengan cara berjualan koran dan tukang parkir, baik di gereja maupun di masjid. “Saya bawa korannya, saya ambil satu ikat. Kemudian saya jual, dapat untung Rp 500 perak untuk makan. Kemudian saya jaga parkir. Jadi kalau hari Minggu itu di gereja kan ada acara. Sabtu, Minggu ada acara di gereja, saya cari gereja untuk jadi tukang parkir. Kalau di hari Jumat, saya cari masjid untuk jaga parkir juga,” ujarnya.
Kisah keberadaan Rumah Makan Gratis ternyata diawali pertemuan Aditya dengan seorang nenek di depan masjid. Saat itu, sang nenek yang berjalan terpincang-pincang sedang memulung.
Sungguh miris, betis sang nenek ternyata sudah dalam kondisi bolong dan ada ulat-ulat kecil di luka tersebut. Nenek itu tinggal sebatang kara di rumahnya yang kotor tanpa ada sanak saudara yang merawatnya.
Singkat cerita, Aditya beserta istri merawat nenek tersebut dan membersihkan rumahnya karena prihatin. Mereka membantu nenek itu semampunya karena sebenarnya kondisi keuangan mereka pun sedang susah.
Sampai suatu saat doa keluar dari mulut sang nenek. Doa yang menurut Adit sangat berbeda, doa yang membuat Adit terheran-heran. “Jang (sapaan untuk orang yang masih mudah dari orang yang lebih tua-red), mudah-mudahan apa yang belum kamu miliki di dunia ini nanti kamu dapatkan. Jang, mudah-mudahan siapa pun yang belum pernah ketemu sama kamu, nanti kamu ketemu. Mau dia pejabat, artis, konglomerat, orang kaya, orang terkenal, nanti kamu ketemu,” cerita Aditya mengingat ucapan doa dari nenek yang ditolongnya.
Aditya dan istri merawat nenek itu sampai akhirnya sang nenek meninggal. Selepas nenek meninggal, alhamdulillah Aditya merasakan banyak kemudahan dalam usahanya. Dagangan kaset murottal-nya banyak dipesan orang, bahkan sampai ada yang memesan sampai ratusan unit.
Dan dari situlah akhirnya Aditya dan istrinya mendirikan sebuah Rumah Makan Gratis yang berada di Ciangsana, Bogor. Untuk masyarakat yang membutuhkan makanan gratis tersebut, ia dan istrinya bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka.
Do’a yang terkabul
Seiring dengan berjalannya waktu, doa-doa dari nenek yang ia tolong pada waktu itu diijabah oleh Allah. Rumah Makan Gratis sudah didatangi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Ustaz Abdul Somad, Baim Wong, dan masih banyak lagi. Bukan hanya itu, keinginan Aditya punya mobil dan bisa melaksanakan ibadah umroh kini sudah terpenuhi. Bisa jadi semua ini berkat dahsyatnya doa sang nenek.