Kuda Bersayap Apakah Ada?

Share This Post

Kuda bersayap diyakini banyak masyarakat. Orang barat menyebutnya Pegasus sementara orang jawa menyebutnya kuda Sembrani. Namun apakah kepercayaan ini benar?

Keberadaan kuda bersayap hampir ditemukan dalam keyakinan banyak masyarakat. Bahkan dalam Islam pun ada beberapa pendapat yang menyebutkan tentang kuda bersayap ini, yaitu kuda yang dimiliki Nabi Sulaiman. Namun kita tentu perlu menggali hal ini dengan dalil supaya kita tidak terjatuh pada mitos dan khurafat.

Pendapat kuda bersayap

Tidak ada dalil dalam Al-Quran ataupun hadits yang secara tegas menunjukkan tentang adanya kuda bersayap sebagaimana yang diyakini milik Nabi Sulaiman. Akan tetapi hal itu hanyalah pendapat sebagian ulama yang disebutkan beberapa ulama tafsir ketika menafsirkan firman Allah: “Dan kepada Dawud Kami karuniakan (anak bernama) Sulaiman; dia adalah sebaik-baik hamba. Sungguh, dia sangat taat. Ketika pada suatu sore dipertunjukkan kepadanya (kuda-kuda) yang jinak tetapi sangat cepat larinya.” (QS. Shad: 30-31)

Ath-Thabari menyebutkan dalam kitab Tafsirnya bahwa Ibnu Zaid menjelaskan makna ash shafinat sebagai kuda yang memiliki banyak sayap, sedangkan kalimat al jiyaad ialah kuda yang memiliki lari yang kencang dan mufradnya adalah al jawwaad.

Disebutkan dalam tafsir Ath-Thabari bahwa jumlah kuda tersebut sekitar 20 ekor. Ath-Thabari menukil dari Ibrahim At-Taimi bahwa jumlah kuda bersayap yang dimiliki Nabi Sulaiman sekita dua puluh ekor. Ibnu Katsir juga menyebutkan hal demikian dalam kitab tafsirnya. Namun Ibnu Abi Hatim menambahkan bahwa jumlah kuda bersayap itu adalah dua puluh ribu ekor yang mana telah melalaikan Nabi Sulaiman sehingga Allah menegurnya, lalu beliau menyembelih semua kuda tersebut, dan inilah pendapat yang lebih benar menurutnya. Namun pendapat-pendapat ini tidak didasari dalil yang kuat, melainkan hanya riwayat-riwayat yang lemah.

Belum dijelaskan Nabi SAW

Keberadaan kuda bersayap juga tidak disebutkan dalam hadits secara eksplisit. Hanya saja terdapat hadits yang pernah menyinggung tentangnya, yaitu hadits yang diriwayatkan dari Aisyah, di mana Rasulullah SAW baru pulang dari perang Tabuk, atau Khaibar sementara kamar Aisyah ditutup dengan satir. Ketika ada angin yang bertiup, satir itu tersingkap hingga boneka-boneka Aisyah terlihat. Beliau lalu bertanya: “Wahai Aisyah, ini apa?” Aisyah menjawab, “Anak-anak bonekaku.” Lalu beliau juga melihat patung kuda yang mempunyai dua sayap. Beliau bertanya: “Lalu yang aku lihat di tengah-tengah boneka ini apa?” Aisyah menjawab, “Boneka Kuda.” Beliau bertanya lagi: “Lalu yang ada di bagian atasnya ini apa?” Aisyah menjawab, “Dua sayap.” Beliau bertanya lagi: “Kuda mempunyai dua sayap!” Aisyah menjawab, “Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?” Aisyah berkata, “Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasaai)

Pertanyaan Aisyah: (Tidakkah engkau pernah mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap) menunjukkan bahwa Aisyah tidak mendengar hal ini langsung dari Nabi SAW, dan keheranan beliau juga menunjukkan beliau tidak pernah menyampaikan hal tersebut.

Bahkan secara zhahir, ucapan ini ialah kabar yang didengar Aisyah dari para penduduk Madinah yang berasal dari Ahli Kitab, yaitu kaum Yahudi. Dan Nabi SAW pun hanya diam ketika mendengar ucapan Aisyah, beliau tidak membenarkan atau pun mengingkari ucapan Aisyah tersebut. Hal ini disebabkan tidak adanya wahyu yang turun kepada beliau dan menjelaskan hal tersebut. Dan kaidahnya apabila ada kabar dari Ahli Kitab tentang keadaan para nabi terdahulu yang disebutkan dalam kitab mereka, dan wahyu tidak menjelaskan tentang kebenaran atau kedustaan kabar tersebut, maka mereka tidak otomatis diingkari atau dipercayai, tapi kita bersikap diam dan menyerahkan kepada Allah. Abu Hurairah menyebutkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Janganlah kalian langsung mempercayai Ahli Kitab dan jangan pula langsung mengingkarinya, tapi katakanlah: “Kami hanya beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami.”” (HR. Bukhari). Jadi keberadaan kuda bersayap yang disebutkan hadits tidak berasal dari Nabi SAW, melainkan kabar dari Ahli Kitab.

More To Explore

Bersama Koinmu,
Darul Hisan Hadir untuk Ummat