Polusi Udara Yang Mengkhawatirkan

Share This Post

Polusi udara di Jabodetabek menjadi perbincangan hangat beberapa minggu terakhir ini. Kualitas udara yang buruk di sana begitu mengkhawatirkan.

Pencemaran udara yang melanda wilayah perkotaan semakin memprihatinkan. Pemerintah pun tidak tinggal diam. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk mengatasi polusi udara yang semakin buruk ini dengan berbagai cara, seperti pengadaan lahan hijau, membuat hujan rekayasa dan mewajibkan para ASN untuk bekerja dari rumah.

Namun upaya ini tidak serta merta mendatangkan hasil yang baik. Udara di perkotaan, khususnya Jakarta tetap saja buruk, dan bahkan mengakibatkan warga khususnya anak-anak dan orang-orang tua terancam penyakit batuk dan pernafasan.

Islam menjaga kelestarian

Adanya polusi udara di wilayah yang mayoritas muslim merupakan satu ironi yang menyedihkan. Hal itu karena pada hakikatnya Islam adalah agama yang mengajarkan menjaga kelestarian alam. Islam telah memperingatkan pengikutnya agar tidak berbuat kerusakan dan pencemaran di bumi.

Allah berfirman: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kaum muslimin dilarang membuat kerusakan di muka bumi dan membuat pencemaran. Hal itu karena kesejahteraan manusia sangatlah bergantung kepada alam. Jika kita menjaga dan melestarikan alam maka pada hakikatnya kita telah menjaga kehidupan umat, namun jika kita merusaknya dan menyebarkan polusi maka akibatnya akan menimpa kita sendiri.

Islam menganjurkan penghijauan

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan penghijauan, bahkan dalam beberapa hadits disebutkan tentang keutamaan dan pahala orang yang melakukan hal tersebut. Nabi SAW bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan tanah mati, maka dengannya ia mendapatkan pahala. Dan apa yang dimakan oleh binatang liar, maka dengannya ia mendapatkan pahala.” (HR Ahmad)

Dalam hadits yang lain beliau bersabda: “Tidaklah seorang muslim menanam pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang dicuri menjadi sedekah, yang dimakan binatang buas adalah sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil seseorang kecuali menjadi sedekah.” (HR. Muslim)

Jabir mengisahkan bahwa beberapa orang dari kami mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu (untuk dikelola) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan seperdua (jadi miliknya). Mendengar itu Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memiliki tanah, maka hendaklah ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu.” (HR. Imam Bukhori dalam kitab Al-Hibah).

Larangan pencemaran lingkungan

Larangan pencemaran lingkungan secara lebih rinci juga diterangkan baginda Nabi SAW. Dalam haditsnya beliau melarang membuang sampah dan kotoran sembarangan. Beliau bersabda: “Janganlah seseorang dari kalian kencing di dalam air yang diam, yang tidak mengalir kemudian mandi darinya.” (HR. Muslim)

Beliau bersabda: “Takutlah pada tiga perkara yang bisa menimbulkan laknat; buang air besar di saluran air (sumber air), di tengah jalan dan di tempat orang berteduh. (HR. Abu Dawud)

Menghemat energi Islam juga mengajarkan kita untuk menghemat energi manakala sudah tidak dibutuhkan. Penggunaan sumber energi yang berlebihan adalah salah satu penyebab tercemarnya lingkungan, termasuk udara di sekitar kita. Nabi SAW bersabda: “Matikanlah lampu-lampu pada malam hari ketika kalian hendak beristirahat, dan tutuplah pintu-pintu, tutuplah bak-bak air, tutuplah makanan dan minuman.” Hammam berkata, “Tutuplah walau hanya dengan sebatang ranting.” (HR. Ahmad). Jadi agama Islam dengan segala pengajarannya amatlah peduli dengan lingkungan dan kelestarian alam. Namun sayang hal ini banyak diabaikan termasuk oleh pengikutnya sendiri. Wallahu A’lam.

More To Explore

Bersama Koinmu,
Darul Hisan Hadir untuk Ummat