Supermoon: Bulan Membesar Tanda Kiamat

Share This Post

Bulan merupakan satu-satunya satelit alami planet Bumi yang mengelilingi Bumi dalam suatu orbit. Ada banyak peristiwa tentang bulan yang bisa diamati, salah satunya adalah supermoon. Supermoon adalah peristiwa di mana Bulan tampah lebih besar, lebih terang, dan lebih dekat dari biasanya. Supermoon terjadi karena bentuk orbit terhadap Bumi bukan bulat, melainkan elips. Sehingga, ada titik terjauh (apogee) dan titik terdekat (perigee) antara Bulan dengan Bumi.

Dilaporkan dari NASA , apogee Bulan jarak rata-rata 405.500 kilometer dari Bumi, adapun pada perigee Bulan jarakan rata-rata 363.300 kilometer dari Bumi. Pada perigee atau titik terdekat inilah Bulan berada di posisi paling dekat dengan Bumi. Sehingga, ketika dilihat dari langit malam, supermoon membuat Bulan terlihat lebih dekat, lebih besar, dan lebih terang.

Dilansir dari National Geographic , ketika supermoon Bulan terlihat 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan ketika berada di apogee (titik terjauh dari Bumi). Dan dalam tahun 2023 ini empat supermoon akan muncul berturut-turut tahun ini yakni pada 3 Juli, 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September 2023. Namun fenomena ala mini seringkali dikaitkan dengan tanda-tanda munculnya kiamat. Bahwa supermoon diistilahkan dengan membesarnya bulan seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits. Benarkah demikian?

Hadits Tanda-tanda Kiamat

            Redaksi membesarnya bulan memang disebutkan dalam hadits yang menerangkan sebagai tanda-tanda kimat. Akan tetapi terdapat beberapa hadits yang konteksnya lebih menjelaskan bahwa salah satu tanda kiamat adalah pada  “membesarnya hilal bulan”.

Hadits pertama:

“Di antara tanda dekatnya kiamat adalah membesarnya hilal bulan“ (HR. Thabrani).

Hadits kedua:

“Di antara tanda kiamat adalah hilal bulan terlihat pada waktu malam pertama tetapi dikatakan sebagai hilal malam kedua (karena terlihat lebih besar, pent)“ (HR. Thabrani)

Maksud dari hadits ini adalah hilal bulan yaitu munculnya bulan pada pertama kalinya, terlihat membesar sehingga orang yang melihatnya menyangka itu sudah malam kedua. Sebagaimana kita ketahui bahwa bulan akan terlihat semakin membesar dari awal munculnya sampai bulan purnama.

Dalam hal ini Imam Al-Jazari rahimahullah menjelaskan, “Makna hadits yaitu membesarnya (hilal bulan), sebagaimana istilah “rajulun muntafikhun wa manfukh” yaitu laki-laki yang gemuk (membesar)”[3. An-Nihayah 5/89].

Melihat penjelasan hadits tersebut bisa disimpulkan bahwa fenomena supermoon bukanlah menjadi ciri-ciri atau tanda datangnya hari kiamat seperti yang tertera dalam redaksi hadits. Bulan yang besar seperti supermoon bukanlah tanda kiamat karena supermoon adalah fenomena alami yang berulang sejak dahulu kala, terjadi karena merupakan fase jarak terdekat bumi dengan bulan. Bahkan seperti telah disebutkan, dalam tahun ini saja diprediksi akan terjadi empat kali supermoon, termasuk juga telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Alasan lain yang menguatkan diantaranya bahwa di dalam kitab Al-Qiyamah As-Sughra, disebutkan bahwadi sana ada tanda tanda lain yaitu berubahnya jazirah arab menjadi kebun kebun dan sungai sungai, terbelahnya sungai eufrat oleh gunung emas, berbicaranya hewan buas kepada manusia dll, dan ini belum terjadi juga.

Kemudian belum adanya pernyataan dari ulama hari ini secara ta’yin tentang supermoon beberapa hari lalu bahwa ia merupakan tanda hari kiamat. Dan bila anggapan ini salah dan ternyata supermoon yang telah muncul belum lama ini memang mencocoki kriteria yang tersebut dalam hadits ini, maka ia merupakan tanda kiamat kecil bukan tanda kiamat kubra/kiamat besar. Wallau a’lam.

More To Explore

Bersama Koinmu,
Darul Hisan Hadir untuk Ummat