Sore itu sebagaimana sore hari yang lain di masa sekarang adalah waktu yang pas untuk bercengkrama bersama segenap keluarga di rumah. Suasana hangat itu semakin terasa terlabih intensitas turunnya hujan yang semakin sering akhir akhir ini. Lengkaplah sudah, kumpul keluarga di dukung cuaca. Canda tawa itu semakin mengakrabkan interaksi antar anggota keluarga.
Tak berselang lama, suasana hangat kebahagiaan itu tiba tiba terhenti. Ada suara gemuruh cukup tinggi dari arah belakang rumah. Perasaan Samiun, warga Desa Mangli ini pun sudah tidak nyaman. Segera ia beranjak menuju ke belakang rumah. Setibanya di lokasi, nampaknya bagian belakang rumahnya sudah tidak ada alias menghilang. Area rumahnya yang berada di perbukitan sebelah atas memiliki pemandangan luas di sisi belakangnya, berwujud tebing persawahan. Setelah dicermati, ternyata bagian rumah Samiun yang hilang itu sudah berada di bawah jurang sedalam sekira 10 meteran. Dari atap, tembok, perabot dapur termasuk talud penahan rumah hancur berserakan di bawah jurang.
Pada titik yang lain di Kecamatan yang sama yakni Ngablak, rumah bagian belakang Sunardi warga Desa Seloprojo sudah ambruk tertimbun dengan tanah sebab longsoran dari tebing tepat di belakang rumahnya. Begitu pun 2 korban tanah longsor yang lain seperti rumah Suratemin warga desa Keditan, dan Surani dari dusun Pernolo.
Seketika suasana rumah korban menjadi ramai, sebab suara gemuruh dan jatuhnya bangunan ke dasar jurang itu cukup keras. Warga memadati lokasi kejadian, pihak aparat desa pun diinformasikan atas kejadian ini melalui RT setempat agar segera mendapat penanganan sesegera mungkin. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam kejadian tanah longsor yang waktunya bersamaan ini, yakni Senin sore (6//6/2022). Dan kerugian material ditaksir rata- rata mencapai 15-50 jt rupiah.
Di sudut lain, Samiun merasa bingung dengan kejadian yang menimpa di rinya. Rumahnya adalah korban yang paing parah dari yang lain. Ia harus sesegera mungkin merekonstruksi bangunannya yang sudah ambrol, jika tidak maka ancaman longsor bisa saja terjadi setiap saat. Mengingat pantauan cuaca dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi masih akan terjadi akhir akhir ini, terlebih pada kawasan dataran tinggi yang curah hujannya lebih sering daripada daerah bawah.
Kebingungan Samiun tidak lain lantaran kondisi ekonominya yang memang berada dibawah garis kemiskinan. Dalam akunya kepada redaksi Darul Hisan, ia hanya berpenghasilan harian sebesar 50 ribu rupiah, sedang istrinya 30 ribu rupiah. Itu pun terkadang masih kurang bila digunakan untuk keperluan sehari hari bersama 2 orang anak yang masih sekolah. Lebih nelangsa, tabungan pun tak ada. Karena memang sedianya sejak sebelumnya tak ada rencana untuk membangun atau menambah bangunan rumah. Dengan bantuan dari Darul Hisan yang ia terima, ia sangat bersyukur sekali. “Alhamdulillah matur suwun (terimakasih) sekali kepada Darul Hisan yang sudah jauh jauh kemari memberikan bantuan kepada saya. Semoga Darul Hisan semakin lebih maju lagi,” ucapnya setelah menerima santunan dari Darul Hisan. Total ada 4 korban bencana tanah longsor di kawasan Ngablak Kab. Magelang. Dalam pemberian santuanan Tanggap Bencana ini, Darul Hisan didampingi oleh Camat Ngablak Pujo Ihtiarto, dan Kapolsek Ngablak Iptu Wihartoyo. Kami bersama menyusuri rumah korban yang berada di berbagai desa ini untuk memberikan santunan. Melihat kesigapan Darul Hisan atas tanggap bencana ini, Camat Pujo pun memberikan apresiasi setinggi tingginya. “Terimakasih kami sampaikan atas nama pemerintahan Kecamatan Ngablak, Kab. Magelang atas kepedulian dari Darul Hisan terhadap santunan konban bencana alam tanah longsor di daerah kami. Semoga Darul Hisan semakin maju dan berkembang,” ucapnya.