Adalah Sugiyanto, seorang marbot Masjid Nurul Qomar di Perumahan Argomulyo Mukti Raya yang telah membaktikan tenaganya selama lebih dari 20 tahun. Meski penyandang disabilitas (polio) sejak usia 11 tahun, ia tak pernah patah arang. Selain memastikan masjid dalam keadaan bersih dan suci, lantunan suara merdunya selalu dirindukan warga sekitar ketika beradzan. Ustadz Sugiyanto yang keluarga Dhuafa, tinggal di tanah milik Banda Wakaf Masjid Agung Semarang. Ia juga membuka pengajaran baca al qur’an secara gratis di rumah petak di depan Masjid Nurul Qomar.
Bulan kemarin ia menjadi 10 marbot sebagai penerima manfaat dari program peduli marbot oleh Yayasan Islam Amanah Darul Hisan Semarang berupa Sarung, Baju Koko, Peci, Gula, Minyak Goreng, dan Beras.