Baru kemarin puasa Ramadhan, shalat tarawih dan idul fitri, sekarang sudah mau bulan haji dan kurban. Oh betapa cepat waktu berlalu.
Kita tidak menyangka waktu berjalan begitu cepat. Kita tua tanpa sadar. Kita sering merasa masih muda, tapi hakikatnya kita sudah tua. Anak-anak yang dulu masih bayi, kini sudah pada masuk sekolah dan lincah bermain.
Begitu pun yang remaja, sekarang sudah beranjak dewasa dan membina rumah tangga, bahkan sudah dikarunia buah hati. Setahun seperti sebulan, sebulan seperti seminggu dan seminggu seperti satu hari. Waktu sangat cepat berlalu.
Fenomena Besar
Waktu yang cepat berlalu ini sering dianggap sebagai rutinitas biasa. Sering dikira karena faktor alam, usia, dan pikiran sehingga normal kalau waktu berjalan begitu cepat. Padahal faktanya tidaklah demikian. Ini adalah tanda fenomena besar, yaitu datangnya hari Kiamat.
Rasulullah SAW telah mengisyaratkan: “Kiamat tidak akan terjadi sehingga waktu berjalan dengan cepat, setahun laksana satu bulan, satu bulan laksana satu Jumat, satu Jumat laksana sehari, sehari laksana rumput kering yang terbakar.” (HR. At-Tirmidzi)
Keberkahan Waktu Hilang
Para ulama memberikan penjelasan tentang waktu yang semakin cepat berganti apakah maksudnya. Mereka menyebutkan bahwa maknanya bisa secara hakikat atau maknawi.
Makna secaara maknawi disebutkan oleh Imam Nawawi bahwa maksudnya ialah hilangnya keberkahan waktu. Artinya waktunya masih sama dan tidak berubah, tapi yang berubah ialah keberkahannya.
Hal ini sungguh suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Kita sering sibuk dengan kemaksiatan dan permainan, maka waktu menjadi tidak berkah dan cepat berganti. Bayangkan saja sekarang hampir semua orang memakai hape, tv, internet dan game di rumahnya.
Kita sibuk dengan maksiat dan kelalaian sehingga waktu menjadi tidak berkah. Padahal waktu tersebut masih sama jika kita pakai buat ibadah dan amal soleh. Tapi kenyataannya tidak ada orang yang tidak memegang hape dan tv di rumahnya.
Akses Semakin Cepat
Di antara makna lain dari waktu berjalan cepat ialah semakin cepatnya akses di zaman ini. Sekarang kita mudah bepergian ke tempat-tempat yang jauh hanya dengan sekian jam. Dahulu untuk pergi ke suatu tempat diperlukan beberapa hari bahkan bulan, tapi sekarang bisa sekali terbang langsung sampai.
Syaikh Ibnu Baz menyebutkan dalam Ta’liq Shahih Bukhari bahwa maksud waktu berjalan cepat ialah apa yang terjadi di zaman ini di mana antara satu tempat dengan yang lain menjadi dekat, antara satu kota, negara dan jarak karena banyaknya pilihan kendaraan baik dengan pesawat, mobil dan stasiun kereta.
Waktu Menjadi Berkurang
Sebagian ulama memahami bahwa maksud waktu berjalan cepat ialah hari menjadi pendek secara hakikat sehingga jam siang dan malam berganti dengan cepat. Hal ini memang belum terjadi namun bukan hal yang mustahil jika waktu 24 jam hanya sekian jam saja.
Sebagaimana ketika Dajal turun maka hari menjadi sangat lama. Satu hari seperti setahun, sebulan, seminggu dan menjadi normal kembali. Maka jika hari bisa memanjang, maka dia juga bisa memendek. Hal itu terjadi karena adanya kerusakan alam dan semakin dekatnya kehancuran dunia.
Amal Soleh Tidak Sebanyak Dulu
Di antara makna waktu berjalan cepat ialah seseorang tidak bisa beramal sebanyak dulu. Ulama Salaf sudah mengeluhkan dia dulu bisa beramal banyak dalam sehari, tapi ketika sekarang di masa hidupnya, dia tidak bisa beramal sebanyak dulu lagi karena waktunya tidak cukup. Hal ini juga sering dikeluhkan orang zaman sekarang yang merasa waktunya tidak cukup. Padahal ini adalah tanda-tanda kiamat.