“Eh, kamu anak gadis jangan makan ujung sayap ayam. Nanti bisa sulit dapat jodoh lho…,” ucap seorang Ibu kepada anak gadisnya saat kedapatan akan menggigit ujung sayap ayam yang ada dalam genggamannya.
Kalimat larangan tersebut menyiratkan sebuah larangan kepada anak gadis (Jawa) yang tidak diperbolehkan memakan bagian ujung pada daging sayap ayam. Tentu ini menjadi pantangan yang konsekwensinya adalah bahwa ketika hal tersebut tetap dilakukan maka akan berakibat sulitnya anak gadis tersebut mendapatkan jodoh. Atau anggapan lainnya adalah jika perempuan yang masih gadis memakan ujung sayap ayam konon katanya akan dibawa terbang atau mendapatkan jodoh orang jauh.
Secara umum di masyarakat bahwa larangan ini berlaku untuk bagian sayap ayam seluruhnya. Alasannya karena sayap ayam dapat dikepak-kepakkan, konon hal tersebut dapat bermakna mengusir jodoh si gadis untuk menjauh. Padahal, bagian daging ayam tersbut menjadi bagian favorit sejuta masyarakat Indonesia. Lihat saja, dimana ada penjual daging ayam baik mentah maupun sudah matang rata-rata tersedia bagian sayap.
Tentu secara ilmiah larangan tersebut sulit dijelaskan. Lantas benarkah anggapan tersebut dilihat dari kacamata Islam?
Jodoh Ketentuan Allah SWT
Terkait tentang jodoh, sudah dijelaskan Allah SWT di Surah An-Nahl ayat 72 yang artinya, “Allah telah menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian sendiri, dan dari pasangan kalian, Allah menciptakan anak dan cucu, dan Dia memberi rezeki yang baik kepada kalian. Mengapa kalian beriman pada yang salah dan mengingkari nikmat Allah?”
Jadi jelas bahwa semua umat manusia akan dipasangkan oleh Allah SWT dan dijanjikan diberi rezeki yang baik kepada kalian. Maka kita patut mensyukuri nikmat-Nya. Jadi jodoh merupakan ketetapan Allah SWT dan sudah dituliskan di lauhul mahfudz jauh sebelum manusia dilahirkan.
Maka terkait jodoh, Allah SWT telah menjaminnya dan tidak ada yang tertinggal atau terlupakan pada lauhul mahfudz. Seluruh kehidupan tercatat di dalamnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS Al Alan’am ayat 38, yang artinya:
“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.”
Luar biasa dahsyatnya kuasa Allah SWT atas segala sesuatu mengenai setiap mahluknya. Lantas kuasa Allah yang hebat tersebut akankah kalah hanya dengan persoalan makan sayap ayam? Tentu ini tidak masuk akal. Memang bahwa jodoh masih harus dijemput dengan cara yang ma’ruf seperti yang Rasululullah SAW sebutkan dalam sebuah haditsnya. Namun jika ada satu mahluk saja yang bisa berkehendak melampaui kehendak Allah ta’ala, tentu keimanannya dipertanyakan.
Sulit mendapat jodoh termasuk musibah. Jadi bila mempercayai sulitnya seorang gadis yang belum kunjung mendapatkan jodoh itu dikarenakan memakan sayap ayam, atau sebaliknya yakni karena memakan sayap ayam lantas berakibat sulit mendapatkan jodoh maka hal tersebut masuk ketegori telah berlaku khurafat. Jelas karena anggapamn tersebut adalah sebuah kedustaan yang tidak mungkin kuasa Allah SWT akan tertandingi oleh seorang mahluk.
Khurafat adalah bid’ah dalam bidang akidah, yakni kepercayaan atau keyakinan yang menyalahi ajaran Islam. Jadi sudah seyogyanya, anggapan-anggapan seperti itu segera dibuang jauh-jauh.