Kisah inspiratif Tom Facchine, seorang atheis yang memeluk Islam dan kini menjadi imam masjid di New Jersy Amerika. Perjalanannya menuju Islam penuh dengan lika-liku, namun keteguhan hatinya untuk mencari kebenaran membawanya ke dalam agama Islam pada usianya yang ke 20.
Dibesarkan dalam keluarga Kristen, Tom Facchine awalnya taat beragama. Namun, keraguan mulai muncul dalam dirinya saat ia mempertanyakan keaslian manuskrip Alkitab. Ketidakpuasannya dengan jawaban pendeta dan melihat hal yang bertolak belakang di komunitas keagamaan semakin memperkuat keraguannya terhadap agama.
“Sepulang dari sana saya menganggap bahwa semua agama hanyalah dongeng saja. Tidak ada yang benar-benar nyata antara perintah tuhan dan apa yang dipraktikkan,” ujar Tom Facchine dalam sebuah perbincangan kanal Youtube.
Perkenalannya dengan seorang profesor Muslim dan tinggal di lingkungan Muslim di Turki menjadi titik balik dalam hidupnya. Di sana, ia merasakan keramahan dan ketulusan umat Islam yang selalu memberinya bantuan saat dirinya merasakan kesusahan.
Berawal dari Suara Adzan
Suara adzan yang ia dengar setiap hari membuatnya tersentuh dan meneteskan air mata. “Saya adalah seorang Musisi terkenal sebelum memutuskan untuk menjadi muslim, Namun bagi saya lantunan adzan tidak ada yang menandingi keindahannya. Saya tidak bisa berhenti menangis saat adzan dikumandangkan saat itu,” tuturnya.
Kembali ke Amerika, Tom Facchine mulai mempelajari Islam dengan lebih mendalam. Ia menemukan keindahan dalam lantunan ayat suci Al Quran dan merasa tersentuh setiap kali membacanya. Pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya menghantuinya terjawab dengan mendalami agama Islam. Akhirnya, Tom Facchine memantapkan hatinya untuk memeluk Islam.
Ia mulai menjalankan ibadah sholat dan puasa, meskipun saat itu belum mengucapkan syahadat. Syahadatnya baru diucapkan beberapa waktu kemudian di sebuah masjid atas ajakan salah satu profesornya. “Saya sholat lima waktu dan ikut berpuasa. Tapi saat itu saya posisinya belum syahadat. Saya masih belum tahu apa itu syahadat,” ujarnya Istrinya pun mengikuti jejaknya menjadi mualaf dengan prosesnya sendiri beberapa bulan sebelum ia belajar di Universitas Madinah. Sang istri memerlukan waktu lebih banyak untuk meyakinkan diri, mengingat ada lebih banyak isu yang harus ia hadapi dibandingkan dirinya.
Kini, Tom Facchine aktif dalam berbagai kegiatan keislaman, termasuk menjadi imam masjid dan pengajar sejarah Islam. “Sekarang, setelah masuk islam saya sadar bahwa sholat sehari 5 waktu adalah hal yang wajar. Dengan begitu saya bisa mengingat dan merasa memiliki tuhan setiap harinya,” ujarnya.
“Al Quran itu indah dan yang paling indah. Bukan hanya lantunannya saja, melainkan bahasanya yang sangat indah. Saya suka menangis jika sedang melantunkan al quran,” lanjutnya.